PERBEDAAN STANDAR AUDIT OPERASIONAL DENGAN STANDAR AUDIT PADA LAPORAN KEUANGAN
A. Audit
Operasional
a. Pengertian
Audit Operasional
Menurut
Guy dkk. (2003:419) audit operasional merupakan penelaahan atas prosedur dan
metode operasi entitas untuk menentukan tingkat efisiensi dan efektivitasnya.
Pada kesimpulan tentang audit operasional, rekomendasi yang umumnya diberikan
adalah memperbaiki prosedur. Audit operasional kadang-kadang disebut audit
kinerja, audit manajemen, atau audit komprehensif.
b. Tujuan Audit Operasional
Menurut Guy dkk.
(2003:421) audit operasional biasanya dirancang untuk memenuhi satu atau lebih
tujuan berikut :
1.
Menilai
Kinerja. Setiap audit operasional meliputi penilaian kinerja organisasi yang ditelaah.
Penilaian kinerja dilakukan dengan membandingkan kegiatan organisasi dengan tujuan,
seperti kebijakan, standar, dan sasaran organisasi yang ditetapkan manajemen atau
pihak yang menugaskan, serta dengan kriteria penilaian lain yang sesuai.
2.
Mengidentifikasi
Peluang Perbaikan. Peningkatan efektivitas, efisiensi, dan
ekonomi merupakan kategori yang luas dari pengklasifikasian sebagian besar
perbaikan. Auditor dapat mengidentifikasi peluang perbaikan tertentu dengan
mewawancari individu (apakah dari dalam atau dari luar organisasi),
mengobservasi operasi, menelaah laporan masa lalu atau masa berjalan,
mempelajari transaksi, membandingkan dengan standar industri, menggunakan mertimbangan profesional berdasarkan pengalaman, atau menggunakan sarana dan cara lain yang sesuai.
ekonomi merupakan kategori yang luas dari pengklasifikasian sebagian besar
perbaikan. Auditor dapat mengidentifikasi peluang perbaikan tertentu dengan
mewawancari individu (apakah dari dalam atau dari luar organisasi),
mengobservasi operasi, menelaah laporan masa lalu atau masa berjalan,
mempelajari transaksi, membandingkan dengan standar industri, menggunakan mertimbangan profesional berdasarkan pengalaman, atau menggunakan sarana dan cara lain yang sesuai.
3.
Mengembangkan
Rekomendasi untuk Perbaikan atau Tindakan Lebih Lanjut. Sifat dan luas
rekomendasi akan berkembang secara beragam selama pelaksanaan audit
operasional.
c. Struktur
Audit Operasional
Menurut
Guy dkk. (2003:421-424) struktur umum dari audit operasional adalah proses lima
tahap, yaitu :
1.
Pengenalan
Sebelum memulai suatu audit operasional,
auditor (atau konsultan) terlebih dahulu harus mengenali kegiatan atau fungsi
yang sedang di audit. Untuk melaksanakan hal ini, auditor menelaah latar
belakang informasi, tujuan, struktur organisasi, dan pengendalian kegiatan atau
fungsi yang sedang di audit, serta menentukan hubungannya dengan entitas secara
keseluruhan.
2.
Survei
Selama tahap survei dari audit
operasional, yang lebih dikenal sebagai survei pendahuluan (preliminary
survey), auditor harus berusaha untuk mengidentifikasi bidang masalah dan
bidang penting yang menjadi kunci keberhasilan kegiatan atau fungsi yang sedang
di audit.
3.
Pengembangan
Program
Pada awalnya auditor menyusun program
pekerjaan, berdasarkan tujuan audit, yang merinci pengujian dan analisis yang
harus dilaksanakan atas bidang-bidang yang dianggap "penting" dari
hasil survei pendahuluan. Disamping itu, auditor juga menjadwalkan kegiatan
kerja, menugaskan personel yang sesuai, menentukan keterlibatan personel lainnya
dalam penugasan, serta menelaah kertas kerja audit.
4.
Pelaksanaan
Audit
Pelaksanaan audit merupakan tahap
utama dari audit operasional. Auditor melaksanakan prosedur audit yang telah
ditentukan dalam program audit untuk mengumpulkan bukti-bukti, melakukan
analisis, menarik kesimpulan, dan mengembangkan rekomendasi. Selama melakukan
pekerjaan lapangan, auditor harus menyelesaikan setiap langkah audit yang
spesifik dan mencapai tujuan audit secara keseluruhan untuk mengukur
efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi.
5.
Pelaporan
Tahap pelaporan merupakan tahap yang
penting bagi keberhasilan keseluruhan audit operasional yang dilakukan. Laporan
audit operasional pada umumnya mengandung dua unsur utama, yaitu tujuan
penugasan, ruang lingkup, dan pendekatan, serta temuan-temuan khusus dan
rekomendasi.
B. Audit
Pada Laporan Keuangan
a. Pengertian
Audit Pada Laporan Keuangan
Menurut Boynton dan Kell
(2003:6), Audit laporan keuangan (financial statement audit), berkaitan dengan
kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas
dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut
telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan,
yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP)..
b. Tujuan Audit Laporan Keuangan
Tujuan
dari audit biasa atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk
menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi
keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
Langkah-langkah untuk
mengembangkan tujuan audit :
1.
Memahami
tujuan dan tanggung jawab audit
2.
Membagi
laporan keuangan menjadi berbagai siklus
3.
Mengetahui
asersi manajemen tentang laporan keuangan
4.
Mengetahui
tujuan audit umum untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan
5.
Mengetahui
tujuan audit khusus untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan
c. Struktur
Audit Laporan Keuangan
Dalam
pelaksanaannya, audit atas laporan keuangan melalui beberapa tahapan (Mulyadi
dan Puradiredja,1997:117), yaitu:
1.
Penerimaan
Penugasan Audit.
Di dalam memutuskan apakah
suatu penugasan audit dapat diterima atau tidak, auditor menempuh suatu proses
yang terdiri dari 6 tahap, yaitu:
a. Mengevaluasi integritas
manajemen.
b. Mengidentifikasi keadaan
khusus dan resiko luar biasa.
c. Menentukan kompensasi
untuk melaksanakan audit.
d. Menilai independensi.
e. Menentukan kemampuan untuk
menggunakan kecermatan dan
keseksamaan.
keseksamaan.
2.
Perencanaan
Audit.
Keberhasilan
penyusunan penugasan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit
yang dibuat oleh auditor. Tujuh tahapan yang harus ditempuh oleh auditor dalam
merencanakan auditnya, yaitu:
a. Memahami
bisnis dan industri klien
b. Melaksanakan
prosedur analitik.
c.
Mempertimbangkan tingkat materialitas awal.
d. Mempertimbangkan
risiko bawaan.
e.
Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo
awal, jika penugasan klien berupa audit tahun pertama.
awal, jika penugasan klien berupa audit tahun pertama.
f.
Mereview informasi yang berhubungan dengan kewajiban-kewajjiban legal
klien.
klien.
g.
Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan.
h.
Memahami struktur pengendalian intern klien.
3.
Pelaksanaan PengujianAudit
Tahap ini disebut juga
tahap ”pekerjaan lapangan”. Tujuannya adalah untuk memperoleh bukti auditing
tentang efektivitas struktur pengendalian intern klien dan kewajaran laporan
keuangan klien. Tahap ini harus mengacu pada standar pekerjaan lapangan.
4.
Pelaporan
Audit
Tahap ini harus mengacu
pada standar pelaporan. Dua langkah penting yang dilakukan adalah menyelesaikan
audit dengan meringkas semua hasil pengujian dan menarik kesimpulan serta
menerbitkan laporan audit yang melampiri laporan keuangan yang diterbitkan
klien.
Mengapa laporan keuangan perlu diaudit? : Karena laporan keuangan dapat berguna dan meningkatkan keyakinan para pemakai laporan keuangan serta berguna bagi pengambil keputusan |
PEMBAHASAN
Secara
ringkas dapat disimpuikan bahwa audit
operasional adalah pengujian dalam operasi perusahaan yang bersifat
ekonomis, efisiensi, dan efektif dengan tujuan untuk memperbaiki proses-proses
dengan cara mengidentifikasi. Selain itu Audit operasional juga
mengidentifikasi timbulnya penyelewengan dan penyimpangan yang terjadi dan
kemudian membuat laporan yang berisi rekomendasi tindakan perbaikan
selanjutnya. Atau Audit operasional merupakan salah satu alat pengendalian yang
membantu dalam mengelola perusahaan dengan penggunaan sumber daya yang ada
dalam pencapaian tujuan perusahaan dengan efektif dan efisien.
Telah disebutkan dalam tahapan operasional audit itu ada lima
yaitu pengenalan yang menunjukkan
berarti auditor harus mengenali kegiatan-kegiatan yang sedang di audit, survey pendahuluan yang menunjukkan bahwa
auditor harus mengidentifikasi masalah
yang sedang terjadi contohnya mengidentifikasi keakuratan suatu barang, pengembangan program yang menunjukkan
rencana-rencana yang dikiembangkan dan dibangun oleh auditor untuk memenuhi
tujuan audit, pelaksanaan audit yang
menunjukkan bahwa auditor harus melaksanakan prosedur-prosedur audit yaitu: tahap evaluasi maksudnya auditor
harus mengevaluasi bukti-bukti yang ada, pengumpulan
bukti maksudnya auditor harus mengumpulkan bukti-bukti otentik dalam
mengaudit suatu perusahaan, dan tahapan yang terakhir yaitu tahap pelaporan.
Audit pada laporan
keuangan adalah
mengaudit suatu laporan keuangan dengan cara mengidentifikasi dan mengikhtisarkan
peristiwa transaksi ekonomi dengan tujuan untuk menyatakan pendapat tentang
kewajaran.
Dari landasan teori yang
telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan perbedaan audit operasional dengan
audit pada laporan keuangan yang terletak pada sisi dari tujuan audit itu
sendiri yaitu tujuan pengujiannya
dimana tujuan audit keuangan lebih ditekankan apakah pelaporan sistem informasi
akuntansinya wajar (tidak ada kesalahan matrealitas) dan dilakukan dengan benar
(sesuai dengan standar akuntansi keuangan). Sedangkan, audit operasional
menekankan pada usaha peningkatan efektivitas, efisiensi, dan ekonomisnya
organisasi untuk masa yang akan datang. Dilihat dari ruang lingkupnya dimana ruang lingkup audit keuangan adalah catatan
dari keuangan perusahaan sedangkan ruang lingkup audit operasional adalah
aktivitas operasi dari perusahaan. Dilihat dari hasil auditnya dimana hasil audit dari audit keuangan adalah
pemberian opini atas laporan keuangan sedangan hasil audit dari audit
operasional adalah pemberian rekomendasi kepada manajemen. Dilihat dari ukuran keberhasilan dimana keberhasilan
atas audit keuangan adalah pemberian opini WTP(Wajar Tanpa Pengecualian) atas
laporan keuangan sedangkan ukuran keberhasilan audit operasional adalah tindak
lanjut atas rekomendasi yang telah dibuat. Dan yang terakhir dilihat dari keterlibatan bidang bukan keuangan
maksudnya dari audit keuangan hanya dibatasi pada hal-hal yang langsung
mempengaruhi kelayakan penyajian laporan keuangan, sedangkan keterlibatan audit
operasional hanya mencakup efisiensi dan evektivitas dalam sebuah perusahaan.
CONTOH KASUS :
Contoh 1 : Audit pada Laporan Keuangan
Misalnya Dewi adalah salah
seorang auditor yang diminta oleh seorang temannya (Reza) untuk mengaudit perusahaanya. Dewi dan
Reza sepakat bahwa laporan audit akan diserahkan dalam waktu 1 bulan. Karena dengan waktu yang singkat
maka Dewi mempekerjakan dua orang mahasiswa akuntansi untuk berkonsentrasi pada
keakuratan dari saldo buku besar, dan
mengikhtisarkan data akuntansi yang mendukung laporan keuangan. Sedangkan Dewi fokus pada pengendalian
internal perusahaan. Dalam waktu 2 minggu, kedua mahasiswa tersebut
menyampaikan laporan keuangan tidak termasuk catatan kepada Dewi, dan Dewi memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian.
Dalam kasus diatas banyak tindakan-tindakan
yang tidak terstruktur serta banayk pelanggaran yang dilakukan. Seharusnya Dewi
sebagai auditor harus mempunyai sikap integritas, obyektifitas dalam mengambil
keputusan. Kurangnya perencanaan dan supervisi serta Sikap Kecermatan
dan Kehati-Hatian Profesional
yang dilakukan Dewi menyebabkan pengujian
pengendalian internal tidak baik, contohnya Dewi memberikan opini Wajar Tanpa
Pengecualian, padahal Dewi tidak memeriksa keakuratan melalui pengumpulan bahan
bukti serta tidak menguji
keefektifan pengendalian tersebut.
Contoh 2 : Audit Operasional
Misalnya Ramon mengaudit
suatu perusahaan tekstil dalam waktu 1 bulan, tahap pertama yang dilakukan
Ramon sebagai auditor independen adalah melakukan tanya jawab dengan manajemen
dan staf perusahaan serta penggunaan questionnaires agar mendapat gambaran
mengenai bisnis perusahaan yang dilakukan. Lalu Ramon melakukan penyusunan
program kerja berdasarkan tujuan yang akan diaudit, serta melakukan analisis
untuk mengukur tingkat efektifitas dan efisiensi pengujian. Tahap terakhir yang
dilakukan Ramon adalah pelaporan, karena Ramon ingin penulisan laporan
disajuikan secara jelas maka ia melewati batas waktu pengauditan. Dibulan
berikutnya Ramon baru bisa menyelesaikan laporan tersebut.
Dalam kasus tersebut,
terejadinya penulisan laporan seringkali memakan banyak waktu agar
temuan-temuan dan rekomendasi disampaikan secara jelas. Tindak lanjut merupakan
hal yang biasa dalam audit operasional di saat rekomendasi-rekomendasi
disampaikan kepada manajemen, yang tujuannya adalah untuk
memastikan apakah perubahan-perubahan yang direkomendasikan telah dilakukan dan
jika tidak apakah alasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar