Jumat, 03 Mei 2013

PERBEDAAN STANDAR AUDIT OPERASIONAL DENGAN STANDAR AUDIT PADA LAPORAN KEUANGAN


PERBEDAAN STANDAR AUDIT OPERASIONAL DENGAN STANDAR AUDIT PADA LAPORAN KEUANGAN

A.   Audit Operasional

a.      Pengertian Audit Operasional
Menurut Guy dkk. (2003:419) audit operasional merupakan penelaahan atas prosedur dan metode operasi entitas untuk menentukan tingkat efisiensi dan efektivitasnya. Pada kesimpulan tentang audit operasional, rekomendasi yang umumnya diberikan adalah memperbaiki prosedur. Audit operasional kadang-kadang disebut audit kinerja, audit manajemen, atau audit komprehensif.

b.      Tujuan Audit Operasional
Menurut Guy dkk. (2003:421) audit operasional biasanya dirancang untuk memenuhi satu atau lebih tujuan berikut :
1.         Menilai Kinerja. Setiap audit operasional meliputi penilaian kinerja organisasi yang ditelaah. Penilaian kinerja dilakukan dengan membandingkan kegiatan organisasi dengan tujuan, seperti kebijakan, standar, dan sasaran organisasi yang ditetapkan manajemen atau pihak yang menugaskan, serta dengan kriteria penilaian lain yang sesuai.

2.      Mengidentifikasi Peluang Perbaikan. Peningkatan efektivitas, efisiensi, dan
ekonomi merupakan kategori yang luas dari pengklasifikasian sebagian besar
perbaikan. Auditor dapat mengidentifikasi peluang perbaikan tertentu dengan
mewawancari individu  (apakah dari dalam atau dari luar organisasi),
mengobservasi operasi, menelaah laporan masa lalu atau masa berjalan,
mempelajari transaksi, membandingkan dengan standar industri, menggunakan mertimbangan profesional berdasarkan pengalaman, atau menggunakan sarana dan cara lain yang sesuai.


3.      Mengembangkan Rekomendasi untuk Perbaikan atau Tindakan Lebih Lanjut. Sifat dan luas rekomendasi akan berkembang secara beragam selama pelaksanaan audit operasional.
c.      Struktur Audit Operasional

Menurut Guy dkk. (2003:421-424) struktur umum dari audit operasional adalah proses lima tahap, yaitu :

1.      Pengenalan
Sebelum memulai suatu audit operasional, auditor (atau konsultan) terlebih dahulu harus mengenali kegiatan atau fungsi yang sedang di audit. Untuk melaksanakan hal ini, auditor menelaah latar belakang informasi, tujuan, struktur organisasi, dan pengendalian kegiatan atau fungsi yang sedang di audit, serta menentukan hubungannya dengan entitas secara keseluruhan.

2.      Survei
Selama tahap survei dari audit operasional, yang lebih dikenal sebagai survei pendahuluan (preliminary survey), auditor harus berusaha untuk mengidentifikasi bidang masalah dan bidang penting yang menjadi kunci keberhasilan kegiatan atau fungsi yang sedang di audit.

3.      Pengembangan Program
Pada awalnya auditor menyusun program pekerjaan, berdasarkan tujuan audit, yang merinci pengujian dan analisis yang harus dilaksanakan atas bidang-bidang yang dianggap "penting" dari hasil survei pendahuluan. Disamping itu, auditor juga menjadwalkan kegiatan kerja, menugaskan personel yang sesuai, menentukan keterlibatan personel lainnya dalam penugasan, serta menelaah kertas kerja audit.

4.    Pelaksanaan Audit
Pelaksanaan audit merupakan tahap utama dari audit operasional. Auditor melaksanakan prosedur audit yang telah ditentukan dalam program audit untuk mengumpulkan bukti-bukti, melakukan analisis, menarik kesimpulan, dan mengembangkan rekomendasi. Selama melakukan pekerjaan lapangan, auditor harus menyelesaikan setiap langkah audit yang spesifik dan mencapai tujuan audit secara keseluruhan untuk mengukur efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi.


5.    Pelaporan
Tahap pelaporan merupakan tahap yang penting bagi keberhasilan keseluruhan audit operasional yang dilakukan. Laporan audit operasional pada umumnya mengandung dua unsur utama, yaitu tujuan penugasan, ruang lingkup, dan pendekatan, serta temuan-temuan khusus dan rekomendasi.



B.   Audit Pada Laporan Keuangan

a.      Pengertian Audit Pada Laporan Keuangan

Menurut Boynton dan Kell (2003:6), Audit laporan keuangan (financial statement audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporan-laporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP)..

b.     Tujuan Audit Laporan Keuangan
Tujuan dari audit biasa atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit :
1.    Memahami tujuan dan tanggung jawab audit
2.    Membagi laporan keuangan menjadi berbagai siklus
3.    Mengetahui asersi manajemen tentang laporan keuangan
4.    Mengetahui tujuan audit umum untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan
5.    Mengetahui tujuan audit khusus untuk kelas transaksi, akun, dan pengungkapan



c.      Struktur Audit Laporan Keuangan
Dalam pelaksanaannya, audit atas laporan keuangan melalui beberapa tahapan (Mulyadi dan Puradiredja,1997:117), yaitu:
1.      Penerimaan Penugasan Audit.
Di dalam memutuskan apakah suatu penugasan audit dapat diterima atau tidak, auditor menempuh suatu proses yang terdiri dari 6 tahap, yaitu:
a. Mengevaluasi integritas manajemen.
b. Mengidentifikasi keadaan khusus dan resiko luar biasa.
c. Menentukan kompensasi untuk melaksanakan audit.
d. Menilai independensi.
e. Menentukan kemampuan untuk menggunakan kecermatan dan
             keseksamaan.
2.      Perencanaan Audit.
Keberhasilan penyusunan penugasan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor. Tujuh tahapan yang harus ditempuh oleh auditor dalam merencanakan auditnya, yaitu:
a. Memahami bisnis dan industri klien
b. Melaksanakan prosedur analitik.
c. Mempertimbangkan tingkat materialitas awal.
d. Mempertimbangkan risiko bawaan.
e. Mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap saldo
             awal, jika penugasan klien berupa audit tahun pertama.
f. Mereview informasi yang berhubungan dengan kewajiban-kewajjiban legal
             klien.
g. Mengembangkan strategi audit awal terhadap asersi signifikan.
h. Memahami struktur pengendalian intern klien.

3.       Pelaksanaan PengujianAudit
Tahap ini disebut juga tahap ”pekerjaan lapangan”. Tujuannya adalah untuk memperoleh bukti auditing tentang efektivitas struktur pengendalian intern klien dan kewajaran laporan keuangan klien. Tahap ini harus mengacu pada standar pekerjaan lapangan.
4.      Pelaporan Audit
Tahap ini harus mengacu pada standar pelaporan. Dua langkah penting yang dilakukan adalah menyelesaikan audit dengan meringkas semua hasil pengujian dan menarik kesimpulan serta menerbitkan laporan audit yang melampiri laporan keuangan yang diterbitkan klien.
Mengapa laporan keuangan perlu diaudit? : Karena laporan keuangan dapat berguna dan meningkatkan keyakinan para pemakai laporan keuangan serta berguna bagi pengambil keputusan




PEMBAHASAN

Secara ringkas dapat disimpuikan bahwa audit operasional adalah pengujian dalam operasi perusahaan yang bersifat ekonomis, efisiensi, dan efektif dengan tujuan untuk memperbaiki proses-proses dengan cara mengidentifikasi. Selain itu Audit operasional juga mengidentifikasi timbulnya penyelewengan dan penyimpangan yang terjadi dan kemudian membuat laporan yang berisi rekomendasi tindakan perbaikan selanjutnya. Atau Audit operasional merupakan salah satu alat pengendalian yang membantu dalam mengelola perusahaan dengan penggunaan sumber daya yang ada dalam pencapaian tujuan perusahaan dengan efektif dan efisien.

Telah disebutkan dalam tahapan operasional audit itu ada lima yaitu pengenalan yang menunjukkan berarti auditor harus mengenali kegiatan-kegiatan yang sedang di audit, survey pendahuluan yang menunjukkan bahwa auditor harus mengidentifikasi masalah  yang sedang terjadi contohnya mengidentifikasi keakuratan suatu barang, pengembangan program yang menunjukkan rencana-rencana yang dikiembangkan dan dibangun oleh auditor untuk memenuhi tujuan audit, pelaksanaan audit yang menunjukkan bahwa auditor harus melaksanakan prosedur-prosedur audit yaitu: tahap evaluasi maksudnya auditor harus mengevaluasi bukti-bukti yang ada, pengumpulan bukti maksudnya auditor harus mengumpulkan bukti-bukti otentik dalam mengaudit suatu perusahaan, dan tahapan yang terakhir yaitu tahap pelaporan.

Audit pada laporan keuangan adalah mengaudit suatu laporan keuangan dengan cara mengidentifikasi dan mengikhtisarkan peristiwa transaksi ekonomi dengan tujuan untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran.


Dari landasan teori yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan perbedaan audit operasional dengan audit pada laporan keuangan yang terletak pada sisi dari tujuan audit itu sendiri yaitu tujuan pengujiannya dimana tujuan audit keuangan lebih ditekankan apakah pelaporan sistem informasi akuntansinya wajar (tidak ada kesalahan matrealitas) dan dilakukan dengan benar (sesuai dengan standar akuntansi keuangan). Sedangkan, audit operasional menekankan pada usaha peningkatan efektivitas, efisiensi, dan ekonomisnya organisasi untuk masa yang akan datang. Dilihat dari ruang lingkupnya dimana ruang lingkup audit keuangan adalah catatan dari keuangan perusahaan sedangkan ruang lingkup audit operasional adalah aktivitas operasi dari perusahaan. Dilihat dari hasil auditnya dimana hasil audit dari audit keuangan adalah pemberian opini atas laporan keuangan sedangan hasil audit dari audit operasional adalah pemberian rekomendasi kepada manajemen. Dilihat dari ukuran keberhasilan dimana keberhasilan atas audit keuangan adalah pemberian opini WTP(Wajar Tanpa Pengecualian) atas laporan keuangan sedangkan ukuran keberhasilan audit operasional adalah tindak lanjut atas rekomendasi yang telah dibuat. Dan yang terakhir dilihat dari keterlibatan bidang bukan keuangan maksudnya dari audit keuangan hanya dibatasi pada hal-hal yang langsung mempengaruhi kelayakan penyajian laporan keuangan, sedangkan keterlibatan audit operasional hanya mencakup efisiensi dan evektivitas dalam sebuah perusahaan.

CONTOH KASUS :  

Contoh 1 :  Audit pada Laporan Keuangan

Misalnya Dewi adalah salah seorang auditor yang diminta oleh seorang temannya  (Reza) untuk mengaudit perusahaanya. Dewi dan Reza sepakat bahwa laporan audit akan diserahkan dalam waktu 1 bulan. Karena dengan waktu yang singkat maka Dewi mempekerjakan dua orang mahasiswa akuntansi untuk berkonsentrasi pada keakuratan dari saldo buku besar, dan mengikhtisarkan data akuntansi yang mendukung laporan keuangan. Sedangkan Dewi fokus pada pengendalian internal perusahaan. Dalam waktu 2 minggu, kedua mahasiswa tersebut menyampaikan laporan keuangan tidak termasuk catatan kepada Dewi, dan Dewi  memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian.


Dalam kasus diatas banyak tindakan-tindakan yang tidak terstruktur serta banayk pelanggaran yang dilakukan. Seharusnya Dewi sebagai auditor harus mempunyai sikap integritas, obyektifitas dalam mengambil keputusan. Kurangnya perencanaan dan supervisi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-Hatian Profesional  yang dilakukan Dewi menyebabkan pengujian pengendalian internal tidak baik, contohnya Dewi memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian, padahal Dewi tidak memeriksa keakuratan melalui pengumpulan bahan bukti serta tidak menguji keefektifan pengendalian tersebut.

Contoh 2 : Audit Operasional

Misalnya Ramon mengaudit suatu perusahaan tekstil dalam waktu 1 bulan, tahap pertama yang dilakukan Ramon sebagai auditor independen adalah melakukan tanya jawab dengan manajemen dan staf perusahaan serta penggunaan questionnaires agar mendapat gambaran mengenai bisnis perusahaan yang dilakukan. Lalu Ramon melakukan penyusunan program kerja berdasarkan tujuan yang akan diaudit, serta melakukan analisis untuk mengukur tingkat efektifitas dan efisiensi pengujian. Tahap terakhir yang dilakukan Ramon adalah pelaporan, karena Ramon ingin penulisan laporan disajuikan secara jelas maka ia melewati batas waktu pengauditan. Dibulan berikutnya Ramon baru bisa menyelesaikan laporan tersebut.
Dalam kasus tersebut, terejadinya penulisan laporan seringkali memakan banyak waktu agar temuan-temuan dan rekomendasi disampaikan secara jelas. Tindak lanjut merupakan hal yang biasa dalam audit operasional di saat rekomendasi-rekomendasi disampaikan kepada manajemen, yang tujuannya adalah untuk memastikan apakah perubahan-perubahan yang direkomendasikan telah dilakukan dan jika tidak apakah alasannya.